Oleh: Papuq Bangak
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya semua desa memiliki babat, karena babat merupakan saudara
kembar dari lahirnya desa itu sendiri. tapi itu sekedar keharusan yang
mutlak,namun kenyataannya jauh berbeda kini jarang sekali desa-desa
yang memiliki babat. Padahal babat adalah perjalanan kegiatan yang
terjadi diatas permukaan bumi dimana wilayah desa itu berada, atau
dengan kata lain catatan peristiwa dari zaman kezaman yang sudah
berlangsung diwilayah desa itu sendiri Ketiadaan ini disebabkan karena
:
- Ketiadaan pemerhati sejarah. Pemerhati sejarah menjadi enggan memunculkan diri karena :
a. tidak ada penghargaan dari penguasa.
b. dihawatirkan akan membeberkan kekurangan suatu situasi .
c. terkadang di isukan mengangkat keturunan dirinya alias bedatuan.
d. dan masih banyak segudang alasan sehingga pemerhati sejarah enggan kelihatan.
- Karena memang tidak ada yang ingat untuk memperhatikan peristiwa secara teliti padahal sangat perlu untuk di ingat dan dikenang tapi peristiwa berjalan begitu saja kelak orang –orang mulai mengerutkan kening untuk mengetahui kapan dan dimana peristiwa itu terjadi ……
Itulah kiranya
yang melatar belakangi sehingga tulisan ini mulai dikonsep mungkin bisa
dijadikan sebagai dasar untuk mengingat kembali kapan terjadinya sesuatu
peristiwa didesa ini. salah satu contoh adanya Masjid Al-falah
tak ada satupun orang yang mengetahui kapan dan siapa yang membuatnya,
bagi saya sendiri hal ini sangat aneh, bagaimana tidak, sepengetahuan
kami mesalah masjid itu adalah masalah yang sangat sensitive yang
seharusnya tidak ada seorangpun yang tidak tahu terlebih lagi orang yang
bertempat tinggal di pinggirnya. tapi kernyataan berkata lain, tidak
ada seorangpun yang mengetahui,demikian juga tentang adanya makam
kreamat Songak,belum ada kepastian yang dapat dipertanggung jawabkan
mengenai siapa dan mengapa sehingga dianggap Keramat oleh semua
Masyarakat Songak pada khususnya dan Masyarakat luar pada umumnya.
Yang pasti pertentangan pendapat tentang Tokoh yang disemayamkan sekali
gus tentang ritualisasi pelaksanaan acara termasuk siapa saja yang
berwenang untuk menentukan segalanya, dalam acara pelaksanaan ritual
ngayu-ayu yang sudah menjadi kebiasaan bahkan kebutuhan masyarakat
Songak dan sekitarnya,.. mengenai ngayu–ayu sudah banyak terjadi
perbedaan peresepsi, jika ini dibiarkan saja atau dianggap sepele,saya
yaqin , suatu saat akan terjadi pertentangan antar sesama saudara
tentang siapa yang paling berhak untuk menetukan bahkan sudah ada yang
radak berhak terhadap makam itu sendiri termasuk apa saja yang ada
didalamnya.padahal tempat itu sudah jelas dari dulu tempat bersejarah
ini belum pernah ada yang berani mengakui sebagai miliknya..Inilah yang
penulis sangat hawatirkan dalam lingkup desa Songak yang sangat
dikagumi oleh penulis.Keaguman penulis bukannya tidak beralasan,namuun
menurut pengetahuan banyak persoalan misteri yang jarang mampu di kethui
oleh orang kebanyakan,…..
Menurut
hemat kami bukan hanya terbatas sampai disini tetapi masih banyak hal
yang lebih parah bagi kehidupan masyarakat songak pada khususnya
masarakat Lombok pada umumnya.bagaimana tidak jika sejarah Lombok kita
perhatikan akan anda temuai berbagai macam persi dimana semua persi
menganggap Persinya yang paling benar,.Kita ambil contoh Babat Sakra
.Oleh Masyarakat sakra sendiri terdapat perbedaan persepsi tentang ;
1. Dimana desa SAKRA yang dahulu kala konon menjadi Kerajaan.
2. Siapa yang memberikan gelar kebanggaan,mamiq,lalu,baiq dll
3. Siapa yang benar keturunan datu sakra yang konon gagah tampan bergelar raden Panji
4. Mana
dan siapa yang memegang pusaka berupa senjata kebanggaan kerajaan
sakra. Dan masih banyak sederetan persoalan yang jadi pertentangan
Bangsawan Sakra.
Belum lagi
persoalan Datu pejanggik yang konon kalah perang melawan Anak Agung
Karang asem bali yang menurut perkiraan berlangsung sekitar tahun 1713. M .Kemana
perginya,Benarkah beliau dimakamkan di serewa siapa yang
memakamkan,jika itu benar bagaimana dengan kehadiran Yang Mulia Guru
Sinarah yang terkenal dengan sebutan tuan guru pepau ,dan seterusnya…..
Begitu juga dengan Banjar getas yang cerdik Mumpuni Sakti tanpa pilih
tanding siapa gerangan orang tuanya,benarkah beliau korban kebolehan
seorang raja atau keswenang-wenagan Baginda Datu selaparang yang begitu
tersohor arif bijaksana ,dan bahkan ada yang menganggapnya raja yang
takarrub kepada Alloh S.W.T. Jika itu benar sampai hatikah seorang
Banjar getas akan membiarkan tanah airnya di kuasai Orang yang tidak
berhak sama sekali terhadap tanah asalnya Gumi sasak tercinta ini. .
Yang aneh lagi menurut tutur sejarah semua sejarah lombok berlatar
belakang SELAPARANG,baik sejarah sakra ,sejarah pejanggik bahkan sampai
sejarah kerajaan Kuripan. Jika hal ini tidak segera di benahi oleh para
senior pemerhati sajarh sasak ‘saya .Sebengak hawtir,cemas
terhadap masa depan masyarakat, Demi mempertahan kan keyakinanan
terhadap sejarah yang belum mutlak kebenarannya akan terjadi perebutan
pengekuan yang tidak beralasan dan sebagainya.
Penulisan BABAT DESA SONGAK ini bermaksud sekedar mencatat beberapa hal penting bagi kehidupan dan keberadaan Desa Songak sebagai desa induk di lombok timur, selain Desa Selaparang
, sekaligus sebagai catatan yang mungkin di anggap penting oleh
anak cucu dikemudian hari ,agar ter arah cara mengagumi
desanya,sehingga terhindar dari sikap sok tahu tanpa ada landasan
sebagai bahan acuannya ,paling tidak lebih bisa saling mengatur diri
antar sesama tidak seperti kehidupan yang sedang kita alami saat ini ,
jika ada yang bisa berbuat seperti ini, ada lagi oknum yang lebih bisa
menggagalkan kebaiakan yang sedang di perbuat,dengan sederetan alasan
kebenaran untuk menutupi iri dengki dalam hatinya, semoga Alloh yang
maha wenang menjauhkan kita beserta anak cucu keturunan kita dari sifat seperti ini Amin ya Robbal alamin…..
Sumber : http://masjidsongak.blogspot.com/2011/04/sejarah-desa-songak-kecamatan-sakra.html

Responses
0 Respones to "Sejarah Desa Songak"
Posting Komentar